Saturday, 25 June 2011

Opo yo ngono??

Bocah itu terus saja
Merengek mengelayut
manja di pundak ibunya..

"Apa seh saaayaang...adek mau minta apa " ??-sahut ibunya sambil merapikan
baju kerjanya.
"mama mo kemana"- jawab bocah itu

"honey..mama kan harus kerja cari makan untuk kita"

"Adek mau apa seh,tar plg mama janji ajak adek jalan2"

"gimana,deal" ?

"sambil tersenyum simpul dia menjawab sambil mencium mamanya..

"emuuaacch..oke deh ma..cpt plg yaa" - sahutnya lagi

" adek jangan nakal yaa,baik2 sama nenek dan kakek"

Itulah seklumit perbincangan seorang single paren dengan anak perempuannya..

Memang tak mudah menjadi seorang single parent.
Apalagi menjadi tulang punggung keluarga,sungguh disayangkan memang pernikahan sedemikian mudahnya berakhir,padahal konsekuensinya teramat besar.
terutama tentu saja bagi anak anak mereka.

Bukan materi yang mereka butuhkan,apalagi anak anak usia sekolah.
Mereka butuh seorang figur,butuh sebuah istilah jawanya jujugan...atau tempat mengadu.
karena kadang kadang seorang single parent tidak tahu apa sebenarnya yang mereka butuhkan.

Dalam pikiran mereka dia tlah bekerja keras memenuhi kebutuhan lahiriah mereka,sandang pangan tercukupi dan lain sebagainya.

Jadi janganlah heran
jikalau mereka malah
lebih dekat dengan pembantu pembantunya.

Menurut pendapat saya,alangkah baiknya jikalau sebuah pernikahan di persiapankan dengan matang baik secara mental dan spiritual.
kalaupun terjadi hal yang gak bisa dihindarkan di kemudian hari yaitu perpisahan harus lah dipikirkan tentang buah hati mereka.
bahu membahu mendidik dan membesrkan mereka,meskipun sudah tak tingal bersama.
Yang penting selalu ada salah satu orang terdekat di antara mereka yaitu orang tua sampai mereka dewasa atau telah benar benar mengerti alasan kenapa kedua orang tuanya berpisah.

Meskipun sepahit pahit cerita orang tua mereka janganlah saling menjatuhkan apalagi menjelekan di depan mereka.
karena bagaimanapun mereka adalah orang tua kandung dan darah daging orang tuanya.
Biarlah hanya kebaikan dan kebaikan yang selalu di dalam mémori mereka.
Tinggal me manage hati dan perasaan.

Atau segara mungkin untuk segera menikah,disamping untuk menghindari fitnah akan lebik baik adz seseorang yang mengantikan posisi ayah atau ibu mereka.

Itulah sedikit gambaran yang saya liat sendiri,bukan hanya satu orang tp beberapa orang.
Dan di situ ada kesamáan cerita dan karakteristik kejadian.

No comments:

Post a Comment