Thursday 10 May 2012

Bulan

Ingin sekali kupanggil hujan untukmu
Dan kita berlarian dia atas pasir
Sambil bergandeng tangan bersorak lepas
Karena ku tahu
Sering ada rinai
Di sela bening matamu
Dengan datang hujan
Berharap tak seorangpun
Cukup aku
Dan Tuhan saja yang tahu

Atau kupanggil saja salju
Dan telanjang kaki pun
Kita bersedau gurau
Karena yang ku tahu
Kuingin mendinginkan hatimu
Yang kadang hangat
Tapi menyengat
Kadang panas
Membara membawa luka

Hujan yang mendinginkan kepala
Salju yang menyejukan hatimu
Kupesembahkan padamu

Terimakasih penguasa dunia

Ngadem Roso

Lalu lalang manusia
Silih berganti melewati mataku
Aneka cerita mestinya
Polah yang tak terpikirkan orang lain
Atau tak sempat lagi
Memikirkan orang lain
Dan memang tak perlu
Atau sedang tak perlu saja

Tangis anak kecil
Yang tak mau lepas
Dari genggaman sang ayah

Langkah hati-hati
Seorang laki-laki
Dengan alat bantu jalan
Karena patah kakinya

Tawa canda
Berfoto ria sekelompok
Muda mudi
Mereka yang sedang bahagia

Terbayangkan
Di benak ku
Andai saja semua ini
Bertujuan di bandara surga

Tentu seberapa lamapun
Menunggu senyum bahagia kan turut serta

Terbayangkan semua manusia
Dengan antusias
Berharap cemas bertemu penciptanya

Ku harap suatu saat
Ketika tiba waktunya

Ku tak sedang menunggu
Di pesawat menuju Neraka
Karena tak mungkin ada bahagia
Atau senyum gembira

Semua tertunduk lesu
Menatap hal yang pasti
Hal yang benar akan terjadi
Dan tak mungkin terhindari

Baik.... Buruk
Adalah gambaran sorga dan neraka
Dan pesawat yang kan kita tumpangi Adalah iman kita

Semoga di beri kekuatan
Dan sabar menunggu antrian
Dan berharap dan berusaha
Mendapat tiket menuju sorga

(Untuk reservasi dan pemesanan tiket...hubungi agen iman dan Takwa anda...dan pastikan anda selalu berdoa...berbuat baik lah karena kebaikan sudah tentu berbalas kebaikan pula)

Cahaya

Dan cahaya itu kadang meredup
Kadang bersinar terang
Atau hampir mati tertiup angin
Begitu pula hidup
Saat benderang
Dan kita selalu lupa
Bahkan Pura-pura lupa
Kepada si pemberi terang
Saat redup Saat mengiba derita
Menyalahkan keadaan
Dan sekali lagi kita lupa Bahkan pura-pura lupa
Kepada si pemberi terang Ingatkan aku yang lupa
Ingatkan aku yang pura-pura lupa
Dan cahaya itu selalu terjaga
Sampai akhir hayat Sampai menutup mata

Thursday 3 May 2012

Nglindur

Lalu lalang manusia
Silih berganti melewati mataku
Aneka cerita mestinya
Polah yang tak terpikirkan orang lain
Atau tak sempat lagi
Memikirkan orang lain
Dan memang tak perlu
Atau sedang tak perlu saja

Tangis anak kecil
Yang tak mau lepas
Dari genggaman sang ayah

Langkah hati-hati
Seorang laki-laki
Dengan alat bantu jalan
Karena patah kakinya

Tawa canda
Berfoto ria sekelompok
Muda mudi
Mereka yang sedang bahagia

Terbayangkan
Di benak ku
Andai saja semua ini
Bertujuan di bandara surga

Tentu seberapa lamapun
Menunggu senyum bahagia kan turut serta

Terbayangkan semua manusia
Dengan antusias
Berharap cemas bertemu penciptanya

Ku harap suatu saat
Ketika tiba waktunya

Ku tak sedang menunggu
Di pesawat menuju Neraka
Karena tak mungkin ada bahagia
Atau senyum gembira

Semua tertunduk lesu
Menatap hal yang pasti
Hal yang benar akan terjadi
Dan tak mungkin terhindari

Baik.... Buruk
Adalah gambaran sorga dan neraka
Dan pesawat yang kan kita tumpangi Adalah iman kita

Semoga di beri kekuatan
Dan sabar menunggu antrian
Dan berharap dan berusaha
Mendapat tiket menuju sorga

(Untuk reservasi dan pemesanan tiket...hubungi agen iman dan Takwa anda...dan pastikan anda selalu berdoa...berbuat baik lah karena kebaikan sudah tentu berbalas kebaikan pula)

Cahyo

Dan cahaya itu kadang meredup
Kadang bersinar terang
Atau hampir mati tertiup angin


Begitu pula hidup Saat benderang
Dan kita selalu lupa
Bahkan Pura-pura lupa


Kepada si pemberi terang


Saat redup Saat mengiba derita
Menyalahkan keadaan


Dan sekali lagi kita lupa
Bahkan pura-pura lupa


Kepada si pemberi terang


Ingatkan aku yang lupa
Ingatkan aku yang pura-pura lupa


Dan cahaya itu selalu terjaga
Sampai akhir hayat
Sampai menutup mata